Banyak yang bilang kalau masa depan itu di tangan tuhan. Ada juga yang bilang masa depan itu di tangan kita. Mana yang benar?
Sudah tiga hari ini aku bermimpi buruk. Bukan tanggung-tanggung, tentang kematian. Aku bermimpi, tanah -tanah menumpuk diriku, dan yang membuatku merinding aku memakai kain pocong!
Siapapun tahu dimana tempat itu, bahkan anak kecil pun tahu.
Aku kembali ke sarapan pagiku yang mulai dingin. Nasi goreng buatan Ibuku. Ibuku yang hanya Ibu rumah tangga terus menatap heran diriku.
"Kok gak dimakan?, nanti kamu dapet sial loh."
Aku hanya terdiam mendengar kata-kata yang tak mengenakan itu. Aku terus menatap makananku, dan menghabiskan sendok per sendok nasiku.
Aku pun pergi ke sekolah, seperti biasa. Motor Supra-x ku telah kupanaskan selama tiga menit, dan melaju ke sekolahku yang dapat ditempuh dalam sepuluh menit.
Beberpa menit kemudian, motorku yang selalu tidak menimbulkan masalah itu, tiba-tiba mati. Dan mendadak tak bisa dihidupkan.
Sial! bentar lagi telat!
Aku memnita seorang pria tua yang sedang duduk, tak jauh dari motorku, membantuku. Dia menatapku terus menerus, tetapi tidak menatap motorku.
"Pak, bisa minta tolong nih, motorku..."
Pria itu berjalan mendekatiku dengan berjalan tergopoh-gopoh.
"Ini...tadi tiba-tiba mati."
Ia hanya memandangiku. Mengambil kunci motor, dan membuka jok untuk mengambil obeng. Aku tak tahu bagaimana ia bisa tahu ada obeng di balik jok motorku.
"Apanya yang rusak pak?"
Aku tak tahu apa yang dipikirkannya, sementara aku terus berbicara, dan dia terus terdiam sembari megutak-atik motorku.
Dan tiba-tiba saja motorku hidup melalui tangan pria tua aneh ini, ia pun langsung pergi entah kemana, sebelum aku mengucapkan terima kasih. Aku tak terlalu memikirkan tentang dia. Langsung saja aku memacu gasku menuju kesekolah.
Aku sudah berada di depan pagar sekolahku yang telah terkunci.
Inikah kata ibuku tadi? Omong kosong!
Aku memanggil satpam untuk membuka pintu pagar, satpam itu meingizinkan aku masuk, setelah aku menandatangani surat terlambat, dimana aku tidak boleh terlambat lagi, hingga sebulan kedepan.
Tak hanya sampai disana kesialanku. Saat aku di pintu kelasku, aku melihat ke dalam dan ternyata kelas baru saja dimulai. Dan yang aneh, ia guru baru yang tak aku kenal.
"Maaf Pak, saya terlambat.", aku berbicara dari pintu kelas dan memandangi teman-teman satu kelasku yang sedang hening itu, seperti habis dimarahi guru baru ini.
"Anda murid saya?", pria yang berjanggut itu sepertinya keturunan Arab.
"Ya pak..", aku menjawab dengan tegas.
Dia mengajukan pertanyaan aneh.
"Siapa namamu?. Apa agamamu?. Siapa Tuhanmu?. Siapa Nabimu?"
Aku terdiam, dan bingung setengah mati.
Apa maksudnya?
"Aku...aku.."
"Kau keliatannya tidak bisa menjawab, silakan masuk ke kelas yang panas ini.", ia langsung memotong pembicaraanku.
Aku pun langsung duduk ke bangkuku. Dan memulai pelajaran Fisika itu.
Jam sekolahpun usai, aku bergegas pergi ke parkiran motor, dan bergegas menuju ke tempat kursus. Aku mengambil tasku dan membuka bagian tas paling luar, mengambil kunci motorku.
Tidak ada?
Aku kebingungan mendapati kunci motorku tidak ada di tempat biasanya. Aku mengingat-ingat dimana terakhir kali aku meletakan kunci itu. Akupun bertanya kepada ketua kelas.
"Gung, liat kunci motorku gak?"
Agung terlihat heran.
"Kalo itu motorku, bearti aku punya kuncinya.", ia pun meninggalkan kelas bersama murid lainnya.
Dimana ya?...tadi...
Roni menepuk punggungku dan aku terkejut.
"Eh Ron, liat kunci motorku?, yang ada bonekanya."
Roni sepertinya memikirkan sesuatu.
"Gak tau ya. Kata orang barang yang hilang di tempat yang lo inget, dan mendadak hilang .Katanya disembunyikan sama malaikat pencabut nyawa, trus kalo kamu nyari barang itu, kamu mendekati kematian!" Roni menunjukan raut muka yang serius.
Aku pun tersenyum gugup.
"Ayo kita ambil kunci cadangannya, tapi isiin bensin ya!", Roni tertawa.
"Sial lo Ron!"
Akupun kembali ke rumah bersama Roni. Aku merasa banyak hal yang aneh terjadi hari ini, terutama selama tiga hari ini.
"Ron, kamu bisa nafsir mimpi gak?"
Roni tidak menoleh, tetapi menjawab.
"Waduh...tergantung mimpinya, apa dulu. Kamu mimpi apa semalem?"
Aku menarik nafas dan menceritakan mimpi aneh itu.
"Selama tiga hari ini, aku bermimpi, aku..."
Tiba-tiba sebuah mobil pickup dari arah berlawanan, menabrak motor kami. Aku terlempar beberapa meter dan tak sadarkan diri.
Beberapa detik aku tersadar, hanya melihat dirku dikubur oleh timbunan tanah, kudengar ada beberapa orang yang kukenal menangis, dan aku melihat aku berpakaian putih.
Dan aku lihat ada sepiring nasi dihadapanku.
"Kok gak dimakan?, nanti kamu dapet sial loh."
Aku tersadar dari lamunanku.
"Sial?. Tergantung orang yang memahaminya..."
Aku menghabiskan sarapanku dengan cepat dan segera berangkat ke sekolah.
pilh lagu
Kamis, 19 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar