pilh lagu


MusicPlaylist

Kamis, 19 Juni 2008

Jangan Lihat Ke Belakang

Sarah Viona terus berlari ke ujung lorong sekolahnya, ia terus mendekati tembok jauh itu. Ia tahu, seorang pria mengejarnya dengan penuh kebrutalan.
"Tuhan, tolong aku..."
Sarah berteriak dalam hati, sembari tubuhnya dibasahi, ratusan tetes keringat.
Ia menoleh ke belakang, melihat seorang pria berumur, sekitar tiga puluh tahunan, terlihat mabuk.
Biarpun siang hari, kegelapan di lorong-lorong kelas itu membuat garis dan raut muka pria itu menjadi tidak jelas.
Sarah terhenti di ujung lorong lantai dua gedung sekolah itu. Ia tahu bahwa ujung lorong itu adalah sebuah tembok, tidak ada jalan lain. Jalan lain adalah tempat dimana pria itu datang.
Sarah mendapati ruang kelas, di kiri dan di kanan. Namun, percuma saja.
Pasti terkunci.
Pria itu sudah semakin dekat. Dari kejauhan, ia mengenali bahwa pria itu adalah kuli bangunan yang disewa untuk mengerjakan sebuah proyek gedung baru. Dan ia mabuk.
"Apa maumu?!"
Seluruh sudut lorong menggemakan suara Sarah yang melengking. Namun, pria itu hanya membisu.
Di tengah ketakutan dan kecemasannya, ia teringat dengan handphone-nya, ia mengambil dari saku rok pendeknya yang ketat. Ia terlalu gugup untuk memilih nomor untuk dipanggil. Nyatanya handphone itu dilemparkan ke pria itu.
"Ini ambil, pergi! Jangan ganggu aku!"
Pria itu telah berada sangat dekat. Namun ia terhenti setelah melihat sebuah handphone terlempar tepat di kaki kanannya. Ia mengambil handphone itu.
"Pergilah, jangan lihat ke belakang."
Suara pria itu serak, hanya beberapa kata yang didengar Sarah.
Pergilah?
Sarah berjalan melewati tubuh kurus tinggi pria itu, sementara pria itu hanya memandangi handphone tadi.
Sarah tak berani menatap wajah pria itu dan terus berjalan ke arah dimana ia datang.
Di pikirannya, berputar-putar kata-kata pria tadi.
Jangan lihat ke belakang?
Sarah mencoba menoleh kebelakang, dan menarik nafas yang dalam, rambutnya yang panjang terbelai seiring dengan tatapannya yang berubah.
"Kenapa kau melihatku?"
Pria itu telah berada di depan mata Sarah.

Tidak ada komentar: